Senin, 28 November 2011

Louis Yang Kikir


Kikir adalah salah satu sifat yang tidak disukai Allah,karena sifat kikir berlawanan dengan ajaran agama islam yang mengajarkan kita untuk saling sayang menyayangi dan memberi.Selain itu sifat kikir juga bisa menyebabkan kita tidak mempunyai teman. Oleh karena itu Rosul senantiasa memberikan contoh kepada kita satu sifat yang sangat mulia,yaitu dermawan. Beliau senantiasa membantu orang-orang yang lemah lagi miskin.
Nah kali ini….sebuah cerita menarik akan memberikan pelajaran kepada kita bahwa sifat kikir sangat merugikan diri kita sendiri.
Disebutkan di suatu negeri yang jauh…tinggallah seorang yang sangat kaya raya bernama Louis,dia memiliki sebuah rumah yang sangat besar dan megah.
Pada saat itu mobil baru saja diciptakan ,belum sebanyak sekarang.Louis yang kaya ini berniat memiliki sebuah mobil ,kendaraan yang sangat mewah pada zaman itu, sehingga ia bisa pergi kemana pun ia mau dengan mobilnya.
Suatu hari berangkatlah Louis ke sebuah toko besar yang menjual mobil dan membeli sebuah mobil yang sangat bagus,dan tentu mahal.
Dengan hati gembira diantarkanlah mobil itu ke rumahnya.
Sesampainya di rumah mobil itu dipandangnya dengan kagum. Kemudian ia berkata dalam hati,
” aku belum bisa mengendarai mobil ini…apa yang harus aku lakukan…? Apakah aku harus membayar orang lain untuk menjadi supirku? Oh..tidak. aku tidak ingin membayar orang lain untuk menjadi supirku.karena tentu akan sangat memboroskan dan bisa jadi akan mengurangi hartaku nanti”. Louis kembali berpikir…
“ ya, baiklah …aku tahu sekarang. Agar tidak perlu mengeluarkan uang ,lebih baik aku belajar mengendarai mobil ini,sehingga aku tidak perlu membayar orang lain hanya untuk menjadi supirku. Ya..ya..ya”.
Sambil beranjak hendak masuk ke dalam rumah, langkah Louis terhenti,
“ tapi tunggu dulu, bila aku belajar mengendarai mobil, apakah aku pun harus membayar orang lain untuk latihanku? Oh sepertinya itu juga bukan hal bagus…”.
Louis berpikir ulang. Baginya membayar orang lain untuk menjadi supirnya ataupun membayar orang lain untuk melatihnya mengemudikan mobil sama-sama merugikan. Sehingga ia memutuskan untuk tidak memilih keduanya.
Beberapa saat kemudian,tiba-tiba raut muka Louis berubah senang.
“o yeah…! Aku ada ide. Lebih baik aku membeli sebuah buku panduan dan belajar mengemudikan mobil dengan mengikuti petunjuk dalam buku itu, ya! Louis memang brilliant…ha..ha..ha”.
Louis senang bukan main. Menurutnya keputusan membeli buku panduan adalah ide cemerlang yang sangat menguntungkan karena ia tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkannya.
Dengan hati yang girang tak kepalang,Louis mendatangi sebuah toko buku yang menjual bebagai macam buku. Kemudian berkatalah Louis kepada si penjaga toko,
“ saya mencari sebuah buku panduan belajar mengemudikan mobil yang baik, apakah di sini ada?”.
Dengan ramah si penjaga toko menjawab,
“ ada tuan. Sebentar…saya ambilkan “.
Tak berapa lama kemudian,penjaga toko itu pun kembali dengan sebuah buku tebal di tangannya.
“ ini dia,buku yang Tuan cari, tapi sebelumnya  maaf, sebetulnya buku panduan belajar mengemudikan mobil yang baik tidak hanya ada sebuah,melainkan terdiri dari dua jilid, akan tetapi yang tersisa  di toko hanya buku jilid satu. Apakah Tuan akan tetap mengambilnya?”,Tanya si penjaga toko.
“ ehmm..kenapa bisa tidak ada??? Ya sudahlah ! saya tetap akan membelinya, lalu kapan buku jilid dua itu disediakan lagi?”, ujar Louis kesal.
“ bulan depan ,Tuan”, jawab si penjaga toko.
Akhirnya Louis pun keluar dari toko dengan sebuah buku saja.
Sesampainya di rumah Louis segera mempelajari buku itu,mulai dari cara menyalakan mobil, hingga mengarahkan kendali. Tak membutuhkan waktu yang lama, Louis berhasil mempelajari buku itu dengan cepat.
Kemudian tibalah saatnya Louis mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya,
“ baiklah,inilah saatnya aku meluncur….aku akan pergi kemana pun aku mau..Sungguh hebat…ha.ha..”.
Jadilah Louis berkeliling kota sekehendaknya. Di jalan raya,dengan percaya diri Louis mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.
“ lihatlah ! aku hebat bukan?”, serunya bangga.
Setelah beberapa jam,tiba-tiba Louis kehausan. Dicarinya air minum di dalam mobil namun tak juga ditemukan. Louis  pun memilih untuk berhenti sejenak untuk membeli minum. Tapi kemudian Louis terkejut. Apa yang terjadi??? Louis panik dan ketakutan. Ia ingin menghentikan mobilnya tapi tak bisa . ia baru sadar bahwa apa yang di pelajarinya belum sempurna.Dari buku jilid satunya itu ia tidak mendapati bab cara menghentikan mobil, karena bab tersebut terdapat dalam buku panduan jilid dua,sehingga ia melewatkan bagian penting dalam berkendara tersebut.
“ oh tuhan….aku melewatkannya ! jilid dua…”,sesalnya.
Ia pun berteriak-teriak  meminta bantuan dan pertolongan orang-orang di sekitarnya.
“ tolong…toloooong….JILID DUA….JILID DUA….”.
Seketika orang-orang di sekitarnya menoleh memperhatikan Louis keheranan. Tidak ada seorang pun yang mengerti maksudnya. 
Hingga akhirnya…..
“ tidaaaakk…braaakkk....”,.
Demikianlah akhir kisah Louis, karena sifat kikir serta kecerobohannya itulah ia mendapatkan akibat yang sangat besar.


Jumat, 01 Oktober 2010

Kriteria Pedidik Teladan

Kriteria Pendidik Teladan


Oleh : Almiya Safitri

Diambil dari terjemah “kaifa turobbiy waladan “,Al-Maghribi bin as –Said al-Maghribi .

Wahai para pendidik,bila kita ingin berhasil dalam mendidik anak,hendaknya kita mendidik diri kita sendiri dengan komitmen terhadap ajaran islam yang berkaitan dengan pendidikan dan sunnah Nabi SAW ,karena beliau teladan terbaik dan utama bagi orang tua dan pendidik serta seluruh kaum muslimin.
Beberapa karakter pendidik teladan yang selalu berpegang teguh pada ajaran Islam antara lain;
Pemaaf dan tenang (الانة و الحلم(
pemaaf dan tenang adalah sifat paling mulia yang harus dimiliki oleh setiap pendidik teladan karena kedua sifat ini merupakan kebaikan di atas kebaikan. Oleh sebab itu ,apapun yang dilakukan oleh anak maka hendaklah kita memaafkan dan tidak memberi sanksi kepada anak dalam keadaan marah,menerima keadaan mereka apa adanya dan tidak menuntut yang paling ideal.
Sifat ini jadi sangat istimewa karena Allah memberikan sifat ini pada para Rosul dan Nabinya,juga untuk diriNYA sendiri.
- Surat Hud ; 75
“ Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah”.
- Surat al-Baqoroh ; 263
“… Allah maha kaya dan maha penyantun”.
Dari Ibnu Abbas R.A berkata bahwa Rosulullah bersabda kepada Ibnul Qais , ”Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah,al-Hilm (pemaaf) dan Anah (tenang)”. {H.R Muslim}

Lemah lembut dan menjauhi sifat kasar dalam bermu’malah
Dari Aisyah R.A,Rosulullah bersabda ;
“ jika Allah menghendaki suatu keluarga kebaikan,maka Allah memasukkan kepada mereka sikap lemah lembut “(H.R Abu dawud).
Dari Ibnu Mas’ud,Rosulullah bersabda;
“maukah aku kabarkan kepada kalian tentang orang-orang yang diharamkan masuk neraka atau neraka diharamkan baginya? Yakni setiap orang dekat,mudah,lemah lembut,dan membuat semua urusan gampang”(H.R At Turmudzi)

Berhati penyayang
Dari Anas bin Malik,Rosulullah bersabda ;
“bukan termasuk golonganku orang yang tidak sayang kepada yang kecil dan tidak menghormati kepada yang besar”(H.R At Turmudzi)

Ketakwaan
Allah berfirman dalam surat at-Thalaq ayat 2-3 ;
“barang siapa bertakwa kepada Allah,niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya riski dari arah yang tidak disangka-sangkanya”.
Selain Allah menyediakan ganjaran berupa riski dan jalan keluar (kemudahan), Allah pun telah memberikan jaminan atas keselamatan kita beserta keluarga kita dari api neraka apabila kita mendidik keluarga dan anak-anak kita untuk bertakwa kepadaNya,karena tiada jalan lain untuk memelihara keluarga kita dari api neraka kecuali dengan takwa kepada Allah.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisa; 9 ,
“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,yang mereka khawatir terhadap mereka (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar “.

Selalu berdoa untuk anak
Nabi mendorong dan menganjurkan kita agar selalu berdoa untuk kebaikan anak. Sebab doa akan menambah berkah dan kebaikan pada anak. Dan apa pun ayng terlintas di benak kita ,baik atau pun buruk maka akan menjadi doa bagi mereka. Sehingga kita sebagai pendidik diperingatkan oleh Rosul untuk tidak sekal-kali mengeluhkan apa pun dari anak , karena ynag demikianlah yang menjadi salah satu rusaknya anak.
Dalam hadist Bukhari-Muslim dikatakan bahwa Rosulullah bersabda ,
”janganlah kalian berdoa buruk atas dirimu,jangan berdoa buruk atas anakmu,dan jangan berdoa buruk atas hartamu sebab bila kalian berdoa tepat pada saat yang dikabulkan Allah ketika kamu meminta suatu permintaan maka Allah akan mengabulkannya”.
Dari Abu Hurairoh , Rosulullah bersabda,
“ Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan ; doa orang yang teraniaya,doa orang yang sedang bepergian dan doa orang tua atas anaknya “.{H.R Abu Dawud}

Menjauhi sikap marah
Dari Abu Hurairoh,bahwa ada seorang yang berkata kepada Rosulullah,”wahai Rosulullah,berilah wasiat kepadaku”,Rosulullah bersabda
“janganlah kamu marah,lalu Beliau mengulangnya beberapa kali dan berkata janganlah kamu marah”(H.R Bukhori dan Ahmad)
ibnul Qoyyim berkata :”kerusakan moral berasal dari 4 (empat) hal ; kebodohan,kezhaliman,syahwat, dan kemarahan. Sebab marah akan menimbulkan sikap sombong,dengki,hasud,permusuhan dan kehinaan”. (*Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud )

Bersikap adil dan tidak pilih kasih
Para pendidik harus bersikap adil di antara anak-anaknya dan tidak bersikap diskriminasi terhadap sesama anak,baik dalam masalah sepele atau pun besar, karena sikap demikian akan menciptakan kebencian dan menumbuhkan kedengkian serta kekecewaan hingga menyebabkan sikap pengecut,takut,tidak percaya diri dan banyak lagi akibatnya yang kesemuanya itu sangat tidak baik.
Dari Abdullah bin Amr R.A,Rosulullah bersabda ;
“sesungguhnya orang yang adil di sisi Allah akan berada di atas mimbar dari cahaya yang berasal dari sisi kanan Ar-Rohman dan kedua tanganNya adalah kanan,yaitu orang-orang yang bersikap adil dalam memutuskan hukum dan kepada keluarganya serta yang berada dalam kuasanya “(H.R Muslim)”.


Catatan :

Setelah sederetan syarah kita ulas bersama,maka satu hal terakhir yang harus kita ingat,bahwa segala urusan kita adalah kuasa Allah sebagai Penentu akhir.Kita hanya berusaha dan ikhtiar, mendidik anak-anak kita sebaik mungkin sesuai ajaran Islam yang haq, Karena hidayah dan taufik hanya datang dari Allah dan bukanlah dari kita.
Dalam firmanNya ,Allah menegaskan :
أنك لا تهدي من احببت ولكن الله يهدي من يشاء (القصص56)